Sore tadi menonton bersama film ‘Pulau Plastik, Perjalanan dan Catatan untuk Masa Depan’. Nobar yang diselenggarakan dengan protokol kesehatan ketat ini juga diikuti Pak Wagub Ariza, Pak Sekda, serta jajaran Kepala Pasar seluruh DKI Jakarta dan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta.
Bioskop di DKI Jakarta memang telah diizinkan beroperasi dengan protokol kesehatan ketat sejak November 2020. Film dokumenter garapan Dhandy Dwi Laksono dan Rahung Nasution ini menjadi film pertama yang saya tonton di bioskop setelah dibuka kembali. Kami melihat dan merasakan langsung protokol kesehatan dijalankan dengan bagus dan disiplin. Apalagi semua bermasker di dalam bioskop, memang diam, berjarak, tidak ngobrol, jadi lebih menikmati filmnya.
Apresiasi setinggi-tingginya untuk seluruh pihak yang telah berhasil membingkai persoalan lingkungan dengan pendekatan jurnalisme investigatif yang menyeluruh ke dalam sebuah karya film yang menggugah kesadaran kita terkait residu dari gaya hidup kita semua. Salah satunya, penggunaan plastik sekali pakai.
Saya mengajak seluruh masyarakat untuk menonton film ini. Harapannya, terbangun kesadaran kolektif, sehingga dapat menggerakkan kita mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
Film ini juga akan memberikan gambaran terkait pengelolaan sampah di Jakarta ke depan. Maka dari itu, kami mengajak nobar jajaran Dinas LH, karena mereka yang sehari-hari mengawasi dan mengelola sampah, lalu mengajak para Kepala Pasar karena di pasar-pasar lah salah satu tempat utama penghasil sampah plastik.
Pemprov DKI Jakarta sendiri telah memberlakukan pelarangan penggunaan kantong belanja berbahan plastik atau sekali pakai mulai 1 Juli 2020. Hal ini sesuai dengan Peraturan Gubernur (Pergub) Provinsi DKI Jakarta Nomor 142 Tahun 2019 tentang Kewajiban Penggunaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan pada Pusat Perbelanjaan, Toko Swalayan, dan Pasar Rakyat.
Alhamdulillah, di Jakarta yang peduli terhadap isu lingkungan bukan hanya pemerintahannya, tetapi juga warganya, terutama, terkait residu plastik sekali pakai. Contohnya, ada banyak bank sampah, baik di kelurahan maupun yang diinisiasi swasta.(*)